Contoh Naskah Drama Tentang Bahaya Narkoba Bagian II

Naskah Drama Tentang Cinta dan Narkoba 9 Orang Pemeran - Bahaya yang ditimbulkan dari narkoba tidak hanya berupa fisik dan mental. Narkoba bahkan ada juga yang digunakan untuk memfitnah orang lain untuk memurukkan kehidupan seseorang yang lain. Seperti yang saya tulis dalam naskah drama bahaya narkoba part 2 berikut ini.

Ini merupakan naskah drama bagian kedua, jangan lupa, pastikan sebelumnya Anda sudah membaca contoh naskah drama tentang bahaya narkoba bagian I. Baca juga: contoh naskah drama komedi lucu.

Tema: Cintadan Narkoba

Judul: Bahaya Narkoba Part 2

Penokohan:

1. Alin
2. Raka
3. Fitri
4. Yola
5. Selli
6. Beby
7. Mama Alin
8. Satpam
9. Polisi

SINOPSIS DRAMA
Pada naskah Bahaya Narkoba part 1, Selli diam diam sudah memasukkan obat narkoba ke dalam jaket Oka. Saat Alin meminjam jaket Oka, ia tak percaya itu narkoba. Namun ternyata Polisi menangkap Oka atas tuduhan pengedaran dan pengguna narkoba. Lalu bagaimana kisah Oka selanjutnya? Akankah polisi mengungkap bukti sebenarnya? Lalu bagaimana juga kisah cinta Alin dengan Oka?

NASKAH DRAMA
Malam harinya di perjalanan pulang dari rumah Beby, Oka melihat Alin melamun di taman lalu Oka menghampirinya.
Oka : “Sendiriaan aja?”
Alin : “Ehh kak Oka.”
Oka : “Pake ni jaketku, malam sedingin ini pergi ke taman nggak pake jaket.”
Alin : “Nggak usahh kak, udah biasa kok.”
Oka : “Udah pake aja nggak papa.”
Alin : “Makasih kak.. gimana kak Selli? masih marah sama aku?”
Oka : “Keliatannya sih masih, tapi nggak usah dipikirin.”
Alin : “Aku nggak enak kak sama kak Selli.. aku takut.”
Oka : “Takut katahuan kamu suka aku?”
Alin : “Ishhh kakak nih apaan sihh?”
Oka : “Bercandaa.”
Alin :  “Ahh kakak bisa aja, emm yaudah aku pulang dulu yaa kak. Jaketnya aku bawa nihh?”
Oka : “Yaudah ati ati yaa..iya bawa aja.”

Sampai di rumah, jaket Oka diletakkan serampangan di ruang tamu. Mama Alin memeriksanya, dan ia menemukan narkoba di dalamnya. Ketika ditanya, Alin menjawab itu milik Oka. Mama Alin mulai curiga dengan Oka dan yakin bahwa Oka bukanlah anak baik-baik.

Keesokan paginya.
Mama Alin : “Lin, jangan lupa kembaliin jaketnya Oka, bilang makasih juga.”
Alin : “Iya, ma. Nanti aku kembaliin”
Mama Alin : “Coba kamu liat ini, mama nggak percaya kalau ini obat biasa, ini pasti narkoba atau semacamnya. Dari awal mama udah nggak suka sama sosok Oka, coba kamu tanyain sama dia.”
Alin : “Mama apaan sih, jangan nuduh sembarangan. Kak Oka di sekolah nggak pernah bikin ulah kok, Alin nggak yakin kalau kak Oka nge-drug”
Mama Alin : “Terserahlah. Udah buruan berangkat”

Di sekolah.
Alin : “Kak Oka!”
Oka : “Eh, hai, Lin.”
Alin : “Kak, ini jaketnya kemarin, makasih ya. Oya, kemarin ada ini di kantung jaketnya, kakak sakit apa sih?”
Oka : “Hah? obat apaan emang?”

Alin menyerahkan jaket ke Oka dan segera berlalu pergi, karena Fitri datang dan menariknya masuk kelas.

Oka : “Ini pasti perbuatan Selli.”
Tiba-tiba Selli datang dan menepuk pundak Oka.
Selli : “Hei, Ka. Ngapain ngelamun disini?”
Oka : “Ehh Selli.. ni punyamu?”

Oka menyerahkan obat itu.
Selli : “Ehhh ini.. iya ini punyaku.Kamu simpen dulu aja yaa.. ntar aku ambil ke rumahmu.”

Sepulang sekolah, Selli menelepon Beby.
Beby : “Halkamu, sel, tumben nelpon. Ada apa?”
Selli : “Gakpapa kok, aku cuman pengen cerita, aku heran, cel. Kok aku udah nggak tertarik lagi sama Oka ya, pengen rasanya buat dia menderita.”
Beby : “Kamugimana sih? Bukannya dulu kamu paling gak suka ada cewek deket sama Oka?”
Selli : “Iya sih, tapi sejak dia terlalu perhatian sama adik kelas itu aku jadi nggak respek lagi sama Oka.”
Beby : “Emang kamu mau apain Oka?”
Selli : “Ada lah pokoknya, liat aja nanti.”
Selli menutup telepon.

Malamnya, Selli mendatangi rumah Okauntuk mengambil obat yg dititipkannya.
Ada Polisi mengetuk pintu rumah Oka.
Oka : “Ada kepentingan apa ya, pak?”
Polisi : “Apa benar ini rumah saudara Oka?”
Oka : “Iya, benar, dengan saya sendiri..”
Polisi : “Maaf, dek. Saya mendapat laporan bahwa anda terlibat dalam pengedaran dan pemakaian narkoba.”
Oka : “Haa? gak mungkin lah, pak. Saya tidak pernah mengedarkan narkoba apalagi sampai memakainya.”
Polisi : “Nanti bisa anda jelaskan di kantor polisi..”

Keesokan harinya di sekolah...
Alin : “Rum, Yo, ini ada apa sih? Kok dari tadi banyak yg nggerombol? Pada ngomongin apa sih?”
Yola : “Kamu nggak dapet kabar apa-apa?”
Fitri : “Sekolah kita lagi disorot, dicap jelek sama media, ini semua gara-gara Kak Oka.”
Alin : “Kak Oka? Kok bisa?”
Yola : “Kak Oka semalem ditangkep polisi gara-gara ngedrug. Tapi herannya, kak Selli juga ikut ngilang. Padahal beritanya bilang kalau kak Selli yang laporin kak Oka.”
Alin : “Berarti bener yang mama bilang, obat waktu itu bener narkoba.”

Polisi menemukan bukti baru atas kasus Oka, ia hanya ditetapkan sebagai saksi. Polisi pun mendapat bukti bahwa Selli dan kawannya Beby yang terlibat dalam penggunaan narkoba. Mereka akhirnya ditahan.

Hingga pada suatu pagi yang cerah, Oka kembali ke sekolah dengan semangat. Dilihatnya lagi-lagi Alin terlambat masuk, dan pintu gerbang sudah ditutup.

Alin : “Kumohon pak buka gerbangnya, hari ini saya ada ujian.”
Pak satpam : “Sudah tahu ujian, kenapa datang telat?”
Alin : “Tadi itu saya masih sarapan pak, takut kelaparan.”
Pak satpam : “Alasan melulu!”
Alin : “Setelah sarapan, saya harus nungguin mama yang lama banget dandannya.”
Pak satpam : “Masih aja alasan!”

Oka yang berdiri di belakang Alin, ketawa cekikikan. Bisa-bisanya Alin membuat alasan konyol itu. Itu sepertinya alasan yang hanya membuat satpam makin kesal. Lalu dengan tegas, Oka melangkah ke depan Alin.

Oka : “Bukain pak, saya hari ini juga ujian.”
Pak satpam : “Iya den...”

Pak satpam langsung membuka dan tanpa disuruh pun Alin menyerobot masuk.
Oka : “Kenapa ikutan masuk? Kan Cuma aku yang dibolehin masuk.”
Alin : “Hehehe... takut... sama bu guru.”
Oka : “Hahaha kamu itu lucu juga ya. Kasih alasan yang keren dikit kek tadi sama satpam. Alasanmu itu kayak anak SD.”
Alin : “Hahaha bodo dah Kak, udah nggak kepikiran buat ngeles apaan. Lagian bener kok tadi aku lama karena sarapan dan nungguin mama dandan.”
Oka : “Oke oke, aku mengerti.”
Alin : “Eh kak, Kak Oka beneran udah terbukti nggak terlibat kan?”
Oka : “Yap, seperti yang kamu lihat.”
Alin : “Syukurlah, aku juga nggak percaya kalau narkoba itu punya kakak.”
Oka : “Makasih ya Lin. Oiya kita semua kan mau ujian, buruan lari, keburu kena semburan api guru.”
Alin : “Hahaha iya.”

Keduanya pun berlari masuk ke kelas. Alin mulai siap lagi untuk berjuang mendapatkan hati Oka. Begitu pula Oka yang sepertinya juga tertarik pada Alin.


0 Response to "Contoh Naskah Drama Tentang Bahaya Narkoba Bagian II"

Posting Komentar