Naskah Drama Tentang Persahabatan 6 Orang Pemain - Cinta akan selalu suci jika keberadaannya memang
terjaga dengan baik. Sekalipun banyak godaan dan rintangan, cinta yang suci dan
tulus dari hati kan menemukan jawabannya. Hanya orang-orang luar biasa, yang
dapat menghargai keberadaan cinta. Serta hanya orang-orang luar biasa lah yang
mampu menjag ketulusan cinta. Berikut ini adalah contoh naskah drama tentang
cinta yang mengingatkan kita betapa cinta itu benar-benar suci.
Tema: Cinta
Judul: Masih Menunggu
Pemeran:
1.
Rubi
2.
Firman
3.
Putri
SINOPSIS DRAMA
Kurang lebih
dari satu tahun Firman tidak bertemu dengan kekasihnya, Rubi, karena masalah
jarak. Firman dan Rubi masih saling mencintai, tapi Firman sejujurnya memang
tak tahan dengan hubungan jarak jauh. Karenanya, di kampusnya sekarang, ia juga
berpacaran dengan Putri tanpa sepengetahuan Rubi.
DIALOG DRAMA
Terlihat meja komputer di kamar Firman agak
berantakan. Firman sendiri sibuk dengan handphone
di tangan kanannya. Berkirim chat dengan Rubi lewat BBM.
Rubi :
“Fir, kamu mah kapan ke sininya? Aku udah kangen.”
Firman : “Ntarlah
sayang, kan aku di sini belum liburan kuliah.”
Rubi :
“Yah... janji-janji mulu kamunya.”
Firman : “Ya
gimana lagi juga...?”
Rubi :
“Iya...iya... aku sabar nunggu kok.”
Firman :
“Jempol dah.”
Tak lama kemudian, handphone
Firman satunya lagi juga berbunyi. Kali ini BBM dari Putri.
Putri : “Sayang,
besok anterin aku beli buku ya...”
Firman :
“Pukul?”
Putri :
“Rilex aja lah, aku besok nggak ada jadwal kuliah, jadi bisa nunggu kamu keluar
kelas.”
Firman : “Oke.
Besok aku kabarin lagi.”
Keesokan harinya, seperti yang telah disepakati,
Firman dan Putri jalan-jalan ke toko buku. Keduanya terlihat dekat layaknya
seorang kekasih. Tak lupa keduanya membumbui hari itu dengan ketawa-ketiwi
sepanjang jalan.
Sementara itu, Rubi di kamarnya terlihat tersenyum-tersenyum
sendiri melihat foto-foto berduanya dengan Firman yang ia tempel pada salah
satu sisi dinding. Ia bergumam pada dirinya sendiri.
Rubi :
“Kapan kamu pulang sayang? Aku dah kangen berat... Eh Rubiii nggak boleh gitu.
Dia di sana kan juga lagi sibuk kuliah. Jangan egois mikirin kangen doang.
Sibukkan diri juga dong dengan belajar.”
Rubi mulai
membuka-buka buku catatan kuliahnya, sambil terus bergumam pada diri sendiri.
Rubi : “Sibukkan diri! Sibukkan diri! Sibukkan
diri!”
Tiba-tiba ia menemukan
catatan yang terselip diantara catatan kuliahnya, yaitu tanggal ulang tahun
Firman.
Rubi : “O em ji... Kurang seminggu lagi? Gimana
ini, dia juga nggak mungkin datang dalam waktu dekat ini?”
Rubi terlihat
berpikir.
Rubi : “Mikir... mikir Rubi...”
Hari demi hari
mulai bergulir. Firman makin dekat dengan Putri. Dalam mobil, terlihat Firman
sedang menggunakan headset sambil menyetir.
Putri : “Sayang... nggak usah pakai beginian
kenapa? Nyetir, lihat jalan dong!”
Firman : “Iya, tenang aja, cuman sebelah kok. Jadi
masih konsen nyetir.”
Putri : “Kamu itu dibilangin. Gimana kalo
kenapa-kenapa cobak?Apa jangan-jangan kamu lagi nungguin telepon dari cewek
lain?”
Firman : “Apaan sih?”
Putri : “Sini! Aku lihat Hpnya!”
Firman : “Apaan sih Put, nggak ada apa-apa, aku cuman
dengerin MP3.”
Putri : “Bo’ong!”
Putri lalu
mengambil HP dari saku kemeja Firman tanpa persetujuan. Membuat kemudi Firman
kurang terkendali. Mobilnya bergerak tak beraturan. Putri justru makin marah.
Putri : “Apaan sih yang, kok jadi aneh nyetirnya.
Hati-hati dong!”
Firman : “Yang ada juga kamu, ganggu pandangan aku.
Ngapain sih ambil-ambil HP segala. Aku kan lagi nyetir, jadi kurang konsen.”
Tapi Putri
justru tidak mengiraukan Firman dan sibuk membuka-buka HP Firman. Lalu tersenum
kecil.
Putri : “Maaf ya sayang, aku dah nuduh kamu
macem-macem. Ternyata nggak ada chattingan sama cewek manapun.”
Firman hanya
diam saja tanpa menanggapi. Ia memilih untuk tidak merespon.
Sepulang
mengantar Putri, Firman membuka HP satunya lagi ketika smpai di kamarnya. Sudah
ada 5 panggilan tak terjawab dan 2 pesan singkat dari Rubi.
Rubi : “Selamat ulang tahun sayang...”
Rubi : “Nggak ada kue ulang tahun berlilin yang
tepat waktu, juga nggak ada ucapan selamat ulang tahun yang tepat waktu. Tapi
semoga kamu di sana baik-baik saja, sehat selalu, dan masih sayang sama aku.”
Firman
memandanginya tanpa berkedip. Hari ini adalah hari ulang tahun Firman. Tapi
Firman sendiri tak ingat, bahkan Putri juga tak memberinya selamat. Tapi ia tak
mau egois juga. Karena barangkali, Putri akan mengucapkannya esok hari. Jadi, it’s okay tanpa ucapan.
Tapi ucapan Rubi
benar-benar membuatnya tersentuh. Firman membacanya sekali lagi. Mendadak ia
merasa Putri bukan siapa-siapanya lagi. Rasa sesal yang amat dalam
menyelimutinya. Mengapa ia bisa menduakan gadis sebaik Rubi.
Tak lama
kemudian Rubi berkirim pesan lagi.
Rubi : “Sayang... kamu udah baca pesanku belum?
Kalau udah, jangan senyum-senyum sendiri, balas yaa.”
Jari-jari Firman
terasa kaku untuk mengetik. Ia merasa sangat berdosa pada Rubi yang tulus
mencintainya, tapi ia justru mengkhianatinya. Kata apa yang pantas ia sampaikan
untuk membalas pesan Rubi. Rasanya sangat tidak enak untuk terus-menerus
munafik seperti itu. Tapi mau tidak mau, ia harus tetap membalas pesan itu, ia
mulai mengetik.
Firman : “Iya makasih sayang, bagiku, kamu adala kue
berlapis cokelat dengan banyak lilin di atasnya, dengan ribuan doa yang
menaunginya. Doamu sudah cukup membuatku bahagia.”
Keesokan
paginya, Firman dikagetkan dengan kedatangan Putri yang tiba-tiba sudah ada di
dalam mobil Firman.
Firman : “Lho kamu kok sudah sampai sini? Aku baru
akan menjemputmu ke rumah.”
Putri : “Surprise...!!!”
Putri meniupkan
peluit yang memanjang di sertai dengan topi ulang tahun yang ia pakaikan ke
Firman.
Putri : “Selamat ulang tahun sayang...”
Putri lalu
memberikan satu kotak hadiah kepada Firman.
Firman : “Makasih sayang...”
Putri : “Sorry ya, kemaren aku sengaja nggak
ngasih kamu hadiah.”
Firman : “It’s
Okay. Aku udah seneng kamu inget, kirain lupa.”
Putri : “Enggaklah sayang... masa lupa sih. Udah
yuk kita berangkat ngampus.”
Sesampainya di
kampus, Firman dan Putri terlihat ngobrol di taman kampus. Keduanya seperti
biasa terlihat ketawa-ketiwi dan bercanda. Tapi ingatan Firman masih tertuju
pada Rubi. Sejujurnya, di ulang tahunnya itu, ia ingin sekali bertemu dengan
Rubi.
Sekitar dua jam
kemudian, sekeluarnya Firman dari kelas, ia langsung menuju mobilnya. Di dalam
mobilnya, ia lagi-lagi dikagetkan dengan kehadiran seseorang. Kali ini oleh
Rubi. Gadis itu terlihat cengingisan di jok depan.
Rubi : “Halloo sayang. Sorry masuk mobil
diem-diem kayak pencuri.”
Firman : “Kamu kok di sini?”
Rubi : “Oiya.... surprise....! selamat ulang
tahun sayang...”
Firman : “Sejak kapan di sini? Terus naek apa tadi?
Kok berani?”
Rubi : “Hehe ya abisnya, kamu nggak
pulang-pulang, ya aku berani-beraniin ke sini. Aku uda dari tadi di sini,
nungguin mobil kamu nyampe kampus karena aku nggak tahu kos kamu. Ehehe.”
Firman : “Jadi kamu...?”
Rubi : “Iya dari tadi, aku sengaja nggak
nyamperin kamu. Takut kalo kamu sibuk, lagian aku juga capek banget tadi jalan
dari terminal bus, jadi sekaliyan istirahat di mobilmu aja. Tadi aku juga
sempet liat kamu duduk-duduk di sana bareng temen kamu kan... ketawa-ketiwi
berdua kayak orang gila aja.”
Rubi tersenyum
cengengesan.
Firman tidak
menanggapi sama sekali, ia justru masuk mobil lalu memeluk Rubi erat.
Firman : “Maafin aku sayang. Aku akan jadi lebih baik
setelah ini.”
Sedangkan Rubi
justru sibuk membungkus kado yang rencananya akan ia berikan pada Firman.
Meskipun ia sendiri masih bingung bagaimana caranya memberikan kado tersebut.
Baca juga:
- Contoh naskah drama singkat tentang persahabatan
- Contoh naskah drama persahabatan untuk 6 orang
- Contoh drama tentang lingkungan
Demikian contoh naskah drama untuk 3 orang yang menceritakan tentang persahabatan dengan judul 'masih menunggu', semoga menginspirasi Anda.
0 Response to "Contoh Naskah Drama Persahabatan 'Masih Menunggu'"
Posting Komentar